Maradona Hadiahi Wasit Yang Mengesahkan Gol "Tangan Tuhannya" Seragam Timnas Argentina
Mungkin bagi anda penyuka olah raga sepak bola masih ingat dengan kejadian pada Piala Dunia 1986, Gol Maradona pada perempat final melawan Inggris di Mexico City yang menimbulkan kehebohan ketika pria bertubuh pendek asal Argentina itu mendorong bola melewati kiper Peter Shilton dengan menggunakan tangannya, untuk kemudian menyebutnya dibukukan oleh Tangan Tuhan.
Wasit asal Tunisia Ali Bennaceur gagal melihat terjadinya handball dan mengesahkan gol itu sehingga mendapat protes keras dari para pemain Inggris, hal itu memicu perdebatan sampai hari ini terkait penggunaan wasit-wasit dari negara-negara kecil pada pertandingan-pertandingan utama.
Namun kejadian itu sudah berlalu, kini Maradona bertemu dengan Wasit yang mengesahkan gol "tangan tuhannya". Diego Maradona mencium dan memeluk sang wasit dan menghadiahi dia seragam timnas Argentina yang telah ditandatanganinya. Dalam kaus tersebut bertuliskan, "Untuk Ali, sahabat abadi saya."
Sementara itu sang wasit, Bennaceur yang saat ini berusia 70 tahun memberikan foto dirinya, Maradona, dan Shilton, yang menjadi kapten Inggris, sebelum pertandingan di Stadion Azteca itu dimulai.
Demeikian kejadian tersebut terekam kamera ketika kedua orang itu bertemu di Tunisia pada pekan ini, demikian dilaporkan media lokal senini (17/08/15).
Dilain waktu saat diwawancara, Bennaceur menyalahkan asisten wasit asal Bulgaria Bogdan Dotchev yang gagal memperingatinya ketika Maradona meninju bola melewati Shilton untuk membuat Argentina memimpin di pertandingan itu, sebelum kemudian menang dengan skor 2-1.
"Sebelum pertandingan, FIFA memberikan instruksi yang jelas kepada kami, Jika kolega Anda berada di tempat yang lebih baik daripada Anda, keputusannya harus diperhitungkan. Itulah yang saya lakukan: asisten saya tidak menaikkan benderanya," ucapnya kepada majalah sepak bola Prancis So Foot belakangan ini.
Ia juga mengklaim peran Maradona dalam gol kedua, laju brilian yang dimulainya dari paruh lapangannya sendiri dan berlanjut membelah pertahanan Inggris yang sering disebut sebagai gol abad ini.
"Maradona tidak mencetak semua gol itu dengan dirinya sendiri, gol itu. Saya merupakan asistennya: Saya memainkan tiga advantage. Saya tidak harus melakukannya. Untuk pelanggaran pertama, ia tersandung. Yang kedua terjadi di pinggir area penalti. Saya berteriak advantage, advantage."
"Dan ketika ia memasuki area (penalti), saya memperkirakan (Terry) Butcher akan menjatuhkannya. Saya meletakkan peluit di bibir saya, saya siap untuk mengintervensi namun saya tidak meniupnya."
Argentina kemudian menang 3-2 atas Jerman Barat pada pertandingan final. Demikian laporan Reuters. (Sumber)
Wasit asal Tunisia Ali Bennaceur gagal melihat terjadinya handball dan mengesahkan gol itu sehingga mendapat protes keras dari para pemain Inggris, hal itu memicu perdebatan sampai hari ini terkait penggunaan wasit-wasit dari negara-negara kecil pada pertandingan-pertandingan utama.
Namun kejadian itu sudah berlalu, kini Maradona bertemu dengan Wasit yang mengesahkan gol "tangan tuhannya". Diego Maradona mencium dan memeluk sang wasit dan menghadiahi dia seragam timnas Argentina yang telah ditandatanganinya. Dalam kaus tersebut bertuliskan, "Untuk Ali, sahabat abadi saya."
Sementara itu sang wasit, Bennaceur yang saat ini berusia 70 tahun memberikan foto dirinya, Maradona, dan Shilton, yang menjadi kapten Inggris, sebelum pertandingan di Stadion Azteca itu dimulai.
Demeikian kejadian tersebut terekam kamera ketika kedua orang itu bertemu di Tunisia pada pekan ini, demikian dilaporkan media lokal senini (17/08/15).
Diego Armando Maradona yang lahir di Buenos Aires, Argentina, 30 Oktober 1960 menjadi pelatih timnas Argentina mulai November 2008 sampai Juli 2010. Untuk Argentina Maradona tampil sebanyak 91 kali dan mencetak 34 gol. Maradona termasuk dalam deretan pesepakbola terbaik abad ini bersama dengan Pele, Johan Cruyff dan Christian Vieri.
Dilain waktu saat diwawancara, Bennaceur menyalahkan asisten wasit asal Bulgaria Bogdan Dotchev yang gagal memperingatinya ketika Maradona meninju bola melewati Shilton untuk membuat Argentina memimpin di pertandingan itu, sebelum kemudian menang dengan skor 2-1.
"Sebelum pertandingan, FIFA memberikan instruksi yang jelas kepada kami, Jika kolega Anda berada di tempat yang lebih baik daripada Anda, keputusannya harus diperhitungkan. Itulah yang saya lakukan: asisten saya tidak menaikkan benderanya," ucapnya kepada majalah sepak bola Prancis So Foot belakangan ini.
Ia juga mengklaim peran Maradona dalam gol kedua, laju brilian yang dimulainya dari paruh lapangannya sendiri dan berlanjut membelah pertahanan Inggris yang sering disebut sebagai gol abad ini.
"Maradona tidak mencetak semua gol itu dengan dirinya sendiri, gol itu. Saya merupakan asistennya: Saya memainkan tiga advantage. Saya tidak harus melakukannya. Untuk pelanggaran pertama, ia tersandung. Yang kedua terjadi di pinggir area penalti. Saya berteriak advantage, advantage."
"Dan ketika ia memasuki area (penalti), saya memperkirakan (Terry) Butcher akan menjatuhkannya. Saya meletakkan peluit di bibir saya, saya siap untuk mengintervensi namun saya tidak meniupnya."
Argentina kemudian menang 3-2 atas Jerman Barat pada pertandingan final. Demikian laporan Reuters. (Sumber)