Helikopter TNI MI-17 Jatuh di Malinau
Helikopter MI-17 (en.wikipedia.org) |
Helikopter itu berangkat dari Bandara Juwata, Tarakan, menuju ke Pos Perbatasan Indonesia-Malaysia di Malinau. Kecelakaan ini menelan korban jiwa. Dari 19 orang yang ada di dalam helikopter naas itu, 13 di antaranya meninggal dunia.
Enam korban lainnya mengalami luka bakar yang cukup serius sehingga harus dilarikan rumah sakit di Tarakan. Dari Informasi yang dihimpun 13 korban tewas terdiri dari lima Anggota TNI AD dan delapan warga sipil. Penumpang selamat adalah dua Anggota TNI dan empat warga sipil. Korban yang selamat dibawa ke Rumah Sakit di Tarakan. Evakuasi diinformasikan akan dilanjutkan besok.
Helikopter itu berangkat dari Bandara Juwata, Tarakan, menuju ke Pos Perbatasan Indonesia-Malaysia di Malinau. Selain mengangkut 19 orang, Heli membawa material bangunan untuk pembangunan Pos Pengamanan Perbatasan Indonesia-Malaysia.
Pilot Lettu CPN Agung Budiharjo berangkat pada pukul 9.09 Wita dari Bandara Juwata Tarakan menuju Desa Long Bulan melintasi Long Apung menggunakan helikopter tersebut. Harusnya diperkirakan Helikopter mendarat pada pukul 10.06. Namun, hingga pukul 10.10 belum juga landing dan dikabarkan telah terbakar.
Evakuasi saat ini masih dilakukan. Selain Helikopter TNI, Helikopter pihak swasta di sana turut membantu. Sebab, wilayah setempat sulit dijangkau lewat jalur darat dan harus lewat udara.
Satu dari 13 korban meninggal kecelakaan helikopter MI-17 mili TNI AD di Kabupaten Malinau merupakan warga Kabupaten Ngawi, Jawa Timur.
Korban adalah Serka Aan Prayitno,32, asal Dusun Sambirejo, Desa Tepas, Kecamatan Geneng, Kabupaten Ngawi. Pihak keluarga mendapat kabar kematian korban pada beberapa jam setelah kecelakaan. (berbagai sumber)